Kamis, 22 Maret 2012

Menghayal??? Nggak Salah Kok!

Diposting oleh Nirmala di 23.13 0 komentar


Sebenarnya ini postinganku yang nggak jelas alias gaje... lagi bingung mau posting apa.. dan akhirnya terciptalah postingan ini.... ^^
                 Siapa yang nggak pernah melakukan hal itu?? Secara sadar atau nggak pasti pikirannya manusia meskipun sekali akan terlibat dalam kegiatan menghayal… sebenarnya berkhayal itu bagus nggak sih?? Menghayal itu merupakan sebuah keinginan untuk memiliki, harapan terwujudnya sebuah cita-cita, dan keinginan terlaksananya sebuah mimpi. Nah, kalau sudah begini menghayal itu posisinya berada dimana?? Menghayal sih sah-sah aja.. tapi tergantung apa yang dikhayalin. Kalau berhayal yang negative udah pasti itu nggak boleh.             
                Kalau kita lagi menghayal, semua yang ada dalam hayalan kita yang atur,, ini lah penyebabnya kenapa banyak orang yang suka berhayal. Semua bisa didapat oleh si penghayal, mudah, praktis dan nggak susah-susah. Tapi ini juga kan bisa jadi motivasi buat kita dalam dunia nyata. Bukannya seorang penulis hebat itu juga karena hasil dari hayalannya. Mereka mengimplementasikan hayalannya dalam bentuk tulisan.
                Bagi kebayakan orang pasti berkhayalnya yang bagus-bagus kan,?? Nggak ada tuh yang berhayal jadi orang susah, miskin, dan terbelakang.. XD.. Ini juga berlaku bagi anak sekolahan seperti saya, berkhayal jadi murid terpandai di sekolah, punya banyak teman, disayang guru, pokoknya yang ajib-ajib deh.
                Kalau aku nih, sekarang kan lagi seneng sama anak-anak JE, boy band Jepang.. Mereka itu ya,, sumpah.. kawaii semuanya,, kakkoi juga,, terus nggak oplas *ini yang paling penting*,,, saya suka sama mereka at the first sight.. hahaha… nah salah satu akibatnya karena suka sama mereka terkhusus buat anak Hey!Say!Jump! saya jadi suka khayal,, *bukan yang jorok lho*,, XD… Salah satu dari mereka kana da yang lahirnya barengan saya tuh,, nah saya pernah ngebayangin ngerayain Ultah bareng sama si Ryutaro Morimoto, apalagi di ultah ke 17.. terus saya juga pernah menghayal jadi teman mereka semua, terus jadi pacar dari salah satunya, terus saya jadi saudaranya, jadi penata rias mereka pas mau konser,, banyak pokoknya… tapi yah, itu hanya hayalanku saja,, akhirnya biar nggak kebuang sia-sia tuh hayalan aku buat deh dalam bentuk fanfic.. aku kan fans nya mereka tuh, jadi buat fanfic dengan cast nya aku sama mereka kagak salah donk,,,
                Tapi itu nyenengin loh.. apalagi kalau kita itu punya temen yang juga seneng sama mereka, terus sama-sama gila tentang JE, terus sama-sama aneh.. berkesan banget.. sama-sama beranggapan selama menghayal masih gratis, kenapa nggak? Toh kita nggak ngelanggar aturan sebagai seorang fans..
                Jadi menurutku menghayal itu nggak ada salahnya, asalkan masih bisa di tolerir, dan tidk melanggar hukum dan norma… apalagi, menghayal juga bisa sebagai hiburan sendiri… hehehe…

Sinopsis dan Resensi Novel Autumn In Paris

Diposting oleh Nirmala di 05.53 5 komentar


Resensi Autumn In Paris
Judul                        : Autumn In Paris
Pengarang                : Ilana Tan
Penerbit                    : PT Gramedia Pustaka Utama  
Tahun Penerbit         : 2007       
Tebal Halaman         : 272 halaman

          Kisah ini ditulis oleh seorang penulis bernama Ilana Tan, karyanya lumayan banyak. Setiap musim ia memiliki kisahnya, seperti Summer In Seoul, Winter In Tokyo, Spring In London dan ini pula salah satu kisahnya, dalam setiap novelnya ia tidak pernah mencantumkan identitasnya.  Dalam kisah ini ternyata Ilana Tan lebih menjerumus dalam kisah “sad ending”. Melihat sekilas judul dari kisah ini tentu terdengar unik, ternyata novel ini mengisahkan seorang gadis yang menyukai Paris dan musim gugur tetapi ia bertemu dengan pria yang membenci musim gugur dan Paris, mereka terpesona satu dengan lainnya. Tetapi ternyata ada benang penghubung antara mereka di masa lalu.
           Tara Dupont atau biasa dipanggil Victoria Ma Cherie oleh ayahnya adalah gadis berdarah campuran Indo - Prancis. Ibunya keturunan Indonesia, sedangkan ayahnya berkebangsaan Perancis. Kedua orang tuanya sudah lama bercerai yakni 12 tahun lalu saat Tara berusia 12 tahun. Pada awal perceraian orang tuanya, Tara tinggal bersama ibunya di Indonesia, tetapi 4 tahun kemudian Tara pindah ke Paris dan tinggal bersama ayahnya. Saat ini Tara bekerja di sebuah stasiun radio terkenal di Paris. Ia dikenal sebagai gadis periang, unik, menarik dan suaranya merdu, yang juga tidak kalah mengesankan Tara menguasai 3 bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris. Di Paris Tara memiliki beberapa sahabat yakni Elise salah satu rekan kerjanya di stasiun radio yang juga seorang penyiar radio dan Sebastian anak dari salah satu teman ayah Tara. Mereka berdua bagaikan kakak adik, Sebastian adalah orang yang paling mengenal Tara, tidak heran bila Tara jatuh hati pada Sebastian.
          Kehidupan cinta Tara tidak berakhir pada Sebastian. Itu semua berawal dari pertemuan Tara dengan pria Jepang bernama Tatsuya Fujisawa. Tara dan Tatsuya berjumpa secara kebetulan. Awalnya secara tidak sengaja Tatsuya berjumpa dengan Tara di sebuah kafe di Bandara Charles De Gaulle, kemudian pertemuan kedua mereka di sebuah club pada malam harinya. Ternyata beberapa hari kemudian Sebastian mengajak Tara makan malam dan memperkenalkannya dengan seseorang, itulah Tatsuya Fujisawa. Tara tidak menyadari bahwa dia pernah bertemu dengan Tatsuya sebelum malam itu, karena pada saat pertemuan sebelumnya, Tara dalam pikiran kalut tidak karuan.
          Hari-hari berlalu, tanpa sengaja Tara bertemu dengan Tatsuya di sebuah bistro kecil, kali ini Tara menyapa Tatsuya lebih dahulu. Mulai saat itu Tara dan Tatsuya menjadi sering bertemu. Bahkan Tatsuya mengirim surat di acara yang diselenggarakan oleh stasiun radio di mana Tara bekerja. Ia menceritakan kisah-kisahnya di Paris bahkan ia menceritakan pertemuannya dengan gadis Paris, di mana gadis yang ia maksud adalah Tara Dupont. Tara juga sempat mendengar surat yang dikirim oleh Tatsuya hanya saja ia tidak menyadari bahwa ialah gadis itu. Ia hanya senang mendengar kisah-kisah Tatsuya, bahkan ia menjadi penasaran akan kelanjutan kisah Tatsuya.
          Kedatangan Tatsuya ke Paris ternyata selain untuk bekerja di salah satu proyek yang ditanganinya bersama Sebastian juga untuk mencari seseorang. Orang yang Tatsuya pikir adalah penghancur hidupnya, dia adalah cinta pertama ibunya. Ibu Tatsuya meninggal setahun lalu karena mengidap penyakit kanker tepat ketika musim gugur. Itulah sebabnya ia membenci musim gugur dan Paris. Ibunya mengaku bahwa sebelum menikah dengan ayah Tatsuya, ia sempat menjalin hubungan dengan pria Prancis bernama Jean- Daniel Lamercier. Ternyata lelaki itu adalah ayah kandung Tatsuya. Tatsuya sedih, kecewa dan marah saat itu karena merasa dibohongi selama ini, tapi ia takkan bisa mengubah kenyataan. Tatsuya berusaha mempersiapkan diri sebelum menemui lelaki yang dimaksud ibunya, tetapi suatu hari ia bertekad untuk segera menyelesaikan ini semua. Ia menemui lelaki yang adalah ayahnya. Tatsuya tidak pernah menuntut pengakuan ia hanya ingin melihat bagaimana sosok yang menjadi ayahnya itu. Ternyata hal itu tidak seperti yang Tatsuya bayangkan, Monsieur Lamercier menerima Tatsuya bahkan ia tidak menolak atau menawarkan untuk melakukan tes DNA.
          Kisah hubungan Tara dan Tatsuya berjalan lancar, mereka semakin dekat mereka sering jalan-jalan bersama, keliling Paris bersama bahkan mereka makan malam bersama di apartemen Tatsuya dengan makanan hasil masakan Tatsuya. Hubungan mereka semakin dekat singkatnya mereka pacaran.
          Suatu hari adalah acara ulang tahun Elise, sahabat Tara. Elise berniat merayakannya di club ayah Tara. Club itu adalah club di mana Tatsuya dan Tara bertemu yang kedua kalinya. Di sanalah semuanya terungkap, Tatsuya menceritakan semuanya kepada Tara, bahwa gadis yang ia maksud dalam suratnya di acara radio itu adalah dia. Kebahagiaan terasa begitu hangat di antara sejoli itu, tetapi semua berubah ketika sesuatu hal terjadi. Ayah Tara datang di club itu karena itu salah satu club miliknya, Tara memanggil ayahnya dan mengajaknya kepada teman-temannya. Wajah Tatsuya berubah pucat panik ketika mendengar Tara memanggil lelaki berusia setengah abad itu Ayah. Begitu pula Monsieur Lamercier terlihat gelisah ketika mendengar pengakuan putrinya bahwa lelaki itu adalah teman dekatnya. Tetapi kebenaran itu tidak langsung terungkap karena Tatsuya dan Ayah Tara bersikap seolah tidak ada apa-apa.
          Jalan cerita selanjutnya tidak sulit ditebak, beberapa hari setelah kejadian itu Tatsuya terlihat aneh, ia berubah menjadi pendiam dan selalu menyibukan diri terus-menerus. Sampai suatu hari ia memutuskan untuk meminta Monsieur Lamercier melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenarannya. Ternyata harapan Tatsuya pupus sudah, ia dan Tara telah ditakdirkan sebagai kakak beradik. Berbagai perasaan berkecamuk dalam diri Tatsuya rasa benci, sedih, kecewa dan putus asa menjadi satu. Hubungan Tara dan Tatsuya tidak berjalan seindah seperti kisah pada awal novel ini..
          Suatu hari Tatsuya kecelakaan, ia tertimpa balok di lokasi proyek di mana ia bekerja. Tara panik mendengar hal itu, ia dan ayahnya segera ke rumah sakit untuk melihat kondisi Tatsuya. Ketika Tara berjalan melewati koridor rumah sakit ia mendengar obrolan ayahnya dengan seorang dokter yang adalah teman lama ayahnya. Ternyata mereka sedang membicarakan masalah Tara dan Tatsuya yang adalah saudara. Tara kaget mendengar hal itu, dadanya terasa sesak dan sakit, ternyata orang yang selama ini ia cintai adalah kakaknya sendiri.
          Beberapa lama setelah kejadian itu, setelah Tatsuya sembuh dari sakitnya, Tara dan Tatsuya memutuskan bahwa mereka akan mencoba menerima hal itu, sebagai kakak adik, karena itulah kenyataannya. Tetapi begitu sulit bagi mereka berdua, begitu menyakitkan. Tatsuya berencana kembali ke Jepang dan berusaha melupakan perasaannya kepada Tara. Pertemuan Tara dan Tatsuya yang terakhir kalinya benar-benar menyayat hati mereka berdua.
          Sebulan setelah kepergian Tatsuya ke Jepang. Tara mendapat telepon dari Jepang. Telepon itu dari seorang wanita, ia mengabarkan bahwa Tatsuya mendapat kecelakaan. Ia jatuh dari lantai 3 sebuah gedung. Kemudian Tara segera lepas landas menuju Jepang bersama Ayahnya. Tentunya seperti kisah-kisah roman lainnya ketika seseorang yang disayangi kecelakaan, maka ia tidak akan sanggup melihatnya, sehingga Tara memilih untuk duduk di ruang tunggu terlebih dahulu.
          Sapaan seorang wanita menyadarkan lamunan Tara, ternyata ia adalah wanita yang meneleponnya tadi. Ia mengajak Tara ke apartemen Tatsuya. Tara masuk ke apartemen Tatsuya dan melihat semua hal yang berkaitan dengan Tatsuya. Tara melihat amplop di dalam sebuah laci dan membukanya, itu adalah kumpulan foto Tara yang diambil Tatsuya tanpa ia sadari. Ia juga membaca beberapa kiriman email Tatsuya kepada Sebastian yang ternyata yang Tatsuya tanyakan hanyalah kabar mengenai Tara.
          Beberapa lama kemudian Tara kembali ke rumah sakit ia masuk ke ruang rawat Tatsuya dan duduk di kursi samping tempat Tatsuya dibaringkan. Kata dokter, Tatsuya tidak dapat bertahan lama karena gegar otak yang menimpanya cukup parah. Tara berbicara terbata-bata kepada Tatsuya dan berharap ada jawaban atau respon darinya namun Tatsuya hanya tetap diam dan nampak Tatsuya meneteskan air mata katika Tara mulai terhanyut dalam isak tangis. Tak lama, terdengar bunyi monitor dan terlihat garis di layar monitor itu lurus, dokter dan perawat segera masuk ke ruang rawat itu dan berusaha semampunya, tetapi Tuhan memiliki jalan lain Tatsuya tidak dapat diselamatkan. Kalimat terakhir dari email yang Tatsuya tulis kepada Sebastian adalah “selama ia bahagia, aku juga akan bahagia, meski aku harus mengorbankan hidupku”.
          Novel ini bercerita mengenai kisah di Paris sehingga sang penulis juga membubuhkan kata– kata dalam Bahasa Prancis. Tentu saja ini akan menambah perbendaharaan kosakata kita dalam Bahasa Asing. Halaman depan buku ini juga terlihat menarik, bagaimana tidak, bagian sampul menampilkan gambar sepasang kekasih yang duduk di sebuah taman saat musim gugur tiba. Hal ini tentu sesuai dengan judul novel yakni Autumn In Paris (musim gugur di Paris). Dalam menjabarkan kejadian-kejadian dalam novel ini Ilana Tan juga membuat seolah-olah para pembaca dapat merasakan apa yang terjadi dalam cerita tersebut. Alur dalam cerita tersebut juga tidak membosankan karena setiap babnya penulis mengambil hal-hal yang berbeda, mulai dari kisah pertemuan, tahap adaptasi sampai klimaksnya yakni terungkapnya sebuah rahasia.
          Novel – novel karangan Ilana Tan memang banyak digemari, hal itu karena Ilana Tan dalam membuat karya tidak berpatokan pada satu kejadian. Ia membedakan kisah dalam setiap bukunya. Dalam kisahnya ini, Sang Penulis Ilana Tan terjerumus dalam kisah yang berakhir menyedihkan, namun kisah sedih ini seakan digunakan sebagai pelarian dalam cerita, karena ternyata tokoh utama yang terperangkap dalam serial cinta ini adalah kakak adik, tentu akan sulit menceritakan kelanjutan kisahnya bila Ilana Tan menceritakan bahwa Tatsuya si tokoh pria tetap hidup dalam kisah roman itu. Sehingga untuk memudahkan, kisah ini diakhiri dengan perginya lawan main dari Tara menghadap Sang Ilahi. Dalam setiap karyanya juga, Ilana Tan tidak pernah mencantumkan Biografinya, hal ini membuat pembaca novel-novelnya tidak tahu seperti apa penulis dari novel yang dibaca tersebut.
          Membaca kisah roman ini selain sebagai pengisi waktu luang, kita juga memperoleh pelajaran berharga. Dalam kisah ini kita diajar untuk berkorban demi orang yang kita sayangi.  Buku ini berguna bagi remaja, bukan karena ini kisah roman tetapi mengenai makna dari buku tersebut. Bahwa, meskipun manusia memiliki perasaan satu dengan yang lain tetapi TUHAN memiliki jalan sendiri, ada kemungkinan mereka tidak dapat bersatu, karena Kuasa dan Mujizat Tuhan itu lah yang terbesar. 

Minggu, 18 Maret 2012

Kenapa Agama Jadi Gara-gara?

Diposting oleh Nirmala di 05.08 0 komentar
Kenapa Agama Jadi Gara-gara?
(Dikutip dari Selamat Berteduh)

Allah Bapa yang di sorga,
jiwaku gundah gulana
melihat apa yang terjadi dengan agama-agama.
Mulai dari lahir sampai ajal
urusan agama sering jadi pengganjal
Sepasang mempelai menikah
maka di hadapan petugas pemerintah
berkumpul sanak saudara kedua mempelai
namun, pencatatan nikah mereka tidak diterima,
sebab agama mereka tidak diakui Negara.
Astaga!
Sejak kapan sebuah agama perlu pengakuan Negara?
Bukankah sejak zaman purba,
sebelum ada Negara
di dunia sudah ada banyak agama
dan tiap orang bebas memilih yang dia suka?
Lalu dari pernikahan itu lahir seorang putra,
namun anak ini tidak boleh punya akta,
karena pernikahan orang tua dianggap tidak ada,
sebab kepercayaan mereka tidak diakui Negara
Tanpa akta lahir anak ini susah cari sekolah,
ketika akhirnya masuk, lagi-lagi agama bikin susah
katanya, tidak ada guru yang mengajar agama beda.
Lalu, di sekolah muncul aturan busana agama
Teman sekelas yang semula sama
langsung melihat tembok pembeda;
ini kami, itu mereka.
Hanya gara-gara busana.
Apakah nanti ada sepetu yang berbeda berdasarkan agama?
Tragedi kematian menimpa sang ibunda,
tetapi di kuburan jenazah tidak diterima,
katanya, kuburan ini khusus untuk suatu agama.
Apakah sorga dikotak-kotak menurut agama?
Dunia mengkotakkan agama,
ikatan cendikiawan pun didirikan menurut agama
Bagaimana kalau tukang cendol mau berorganisasi,
apa nanti ada ikatan Cendolwan agama itu dan ini?
Allah, Bapa Suci,
bukankah tiap agama bermaksud mendekatkan diri
kepada Engkau Yang Ilahi
dan semua insan yang Kau hargai
tanpa beda dan kecuali?
Tetapi, mengapa demi agama justru terjadi iri,
emosi, dengki dan benci,
lalu orang saling berkelahi?
Allah berhati pemurah,
bukankah semua agama adalah jalan anugerah,
tetapi mengapa demi agama orang jadi marah,
lalu gedung ibadah dirusak dan dijarah?
Allah yang rahmani,
apakah gerangan yang Engkau rasa di hati,
melihat massa garang mengacungkan pedang,
bak lascar perang,
membunuh orang,
sambil meneriakkan nama-Mu dengan berang?
Allah yang esa,
jiwaku gundah gulana.
Mengapa gara-gara agama
timbul huru-hara dan petaka,
sehingga timbul derita?
 Mengapa ada orang yang begitu tega
menyalahgunakan agama
untuk mencari kuasa
untuk mengumbar angkara murka
untuk menimbulkan bencana?
Bukankah tiap agama dimaksudkan untuk sejahtera?
Bapa kami di sorga,
Engkau mencintai semua orang sama rata,
Engkau menerbitkan surya
bagi penganut kepercayaan apa saja,
Engkau menurunkan tirta
bagi orang beragama dan tidak beragama.
Allah yang rahimi,
jiwaku merasa risi
maka kunaikkan bisik hati
seperti diajarkan Kristus, Anak Manusia Sejati,
Ampunilah kami akan kesalahan kami
seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.
Amin.





 

Cuap-Cuap Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea