Sabtu, 15 September 2012

Last Friend (Chapter 3)

Diposting oleh Nirmala di 01.03 0 komentar

Tittle             : Last Friend (chapter 3)
Author          : Nakashima Miyako
Pairing          : Inoo Kei (HSJ), Takaki Yuya(HSJ), Yamada Ryosuke (HSJ) , Takaki  Miyako,  Suzuki Ayano, Hideyoshi Sora dan seletingan orang lewat.
Ratting         : PG~13
Genre           : Romance and friendship*dikit*
Disclaimer   : Member HSJ adalah milik Tuhannya dan Ayah Ibunya. Saya tidak berhak memiliki mereka, hanya karakter mereka yang saya ubah. Begitu juga cast lainnya. Sora aku pinjem OC bunda Din. Ini hanya sebuah fanfic. Please enjoy with it. Jangan lupa di comment. Aku seneng kalo ada yang coment. Ini sumpah gaje. Jadi maafin ya..

Last Friend
(chapter 3)

Author POV
            Entah sudah berapa lama Ako duduk dibawah rintik hujan, ia nampaknya tak kunjung beranjak untuk pulang. Sementara, seseorang yang memperhatikannya sejak tadi juga belum berpindah dari tempatnya berdiri. Namun, tidak berapa lama Ako berdiri dan mulai melangkah meninggalkan taman itu. Jarak taman kerumahnya, sebenarnya tak butuh waktu lama jika ia mau menunggu bus di halte. Tapi, ia memilih berjalan kaki meskipun itu butuh waktu yang lebih lama. Toh, ia sudah basah kuyup. Jadi, sedikit lama terkena hujan tak masalah.
            Yamada yang sejak berjam-jam lalu mengikuti dan memperhatikan Ako, juga ikut mengikutinya dalam perjalanan pulang. Kebetulan mulai malam ini, rumah Yamada yang sekompleks dengan Ako sudah bisa ia tempati karena telah selesai dibereskan. Saat sebelum mengikuti Ako ke taman tadi, Yamada memang dari apartemen sementara untuk mengembalikan kunci kepada sang pemilik dan saat dalam perjalanan pulang, ia malah mendapati Ako berlari sambil menangis. Yamada merapatkan jaket cokelat yang ia kenakan. Hawa dingin mulai menyerang dirinya karena sudah lama ia terkena hujan.
“Bagaimana mungkin gadis itu bertahan lama dibawah guyuran hujan?” Yamada berbisik pelan
            Begitu mereka sampai dirumah dan Ako masuk ke rumah miliknya. Yamada bergegas masuk ke rumahnya karena ia sudah tidak sanggup berlama-lama menahan hawa dingin. ‘sebenarnya salah sendiri juga sih, ikut berdiri di bawah hujan. Toh, bukan aku yang membuat Ako seperti itu’ pikirnya. Dan dalam pikirannya pula, ia telah menerka bahwa besok bukanlah hari yang baik untuknya. Beraktivitas disertai flu, bukan hal yang menyenangkan bagi setiap orang.

“Tadaima” Ako menyapa pelan
“Ako! Kenapa baru pulang dan basah kuyup begini? Ponselmu tak aktif. Darimana saja kau?” Yuya menyambut Ako dengan rentetan pertanyaan.
“Gomen nii-chan. Aku tadi hanya jalan-jalan, ponselku lupa ku charge semalam dan saat pulang tadi, aku jalan kaki..”
“Untung saja okaa-chan dan otou-chan sudah tidur dan tidak curiga dengan alasanku. Tapi, apa kau tidak diantar Kei pulang? Bukankah kau bersamanya?”
“Heh? Ahhhh itu, aku bersamanya. Namun, hanya sampai sore tadi. Aku main sendiri tadi.”
“Ta…..”
“Gomen nii-chan. Aku lelah. Aku ingin istirahat. Arigatou sudah menolongku dengan berbohong pada okaa-chan dan otou-chan. Oyasumi”
Ako berjalan kekamarnya sebelum Yuya bertanya lagi. Sementara Yuya hanya menatap adik semata wayangnya dengan tatapan curiga.
 “Oyasumi Ako” balas Yuya akhirnya.
“sudahlah, yang terpenting ia sudah pulang sekarang” Yuya kembali duduk dan melanjutkan menikmati acara di televisi yang ia tonton sedari tadi.


            Suasana pagi esok hari seperti biasa, mentari tetap menghangatkan bumi dengan setia. Namun, ini tidak seperti hari biasa bagi seorang gadis yang sedang duduk dengan gelisah dan terus-menerus menatap pintu kelas, menanti sahabatnya yang belum juga nampak kehadirannya. Tidak seperti biasa, Ako, gadis yang ditunggu-tunggu oleh Haru datang setelat ini. sementara waktu telah menunjukkan pukul 06.53 yang artinya sisa 7 menit sebelum kelas dimulai. Suara langkah kaki membuat Haru melihat kea rah pintu, bukan Ako yang muncul, namun Yamada yang datang. Haru mendesah pelan. Namun, ketika melihat Yamada dengan hidung memerah, ia mengabaikan pikiran tentang Ako dan bertanya pada Yamada.
“Yamada-kun, kau sedang tidak sehat? Hidungmu memerah”
“Ooohh, Haru-chan.. haii. Aku pulang basah kuyup semalam, kehujanan di jalan. Akibatnya, aku terserang flu”
“Sou ne. Anou Yamada-kun, kau sudah pindah kerumah lamamu bukan? Apa kau tidak melihat Ako? Tidak biasanya ia belum datang jam segini dan ponselnya tidak aktif”
“Aku sudah pindah kemarin. Tapi, aku tidak melihat Ako ketika berangkat tadi. Mungkin ia terlambat bangun atau apalah. Jika ia tidak datang pasti akan ada pemberitahuan ke pihak sekolah atau Yuya-nii mengirim pesan kepadamu.”
“Benar juga. Kuharap ia segera datang”
“Kau tenang saja Haru. Aku ke mejaku dulu ne Haru-chan. Tidak lama lagi kelas dimulai”
“Haiii”
Tidak menunggu waktu lama, bel berdering. Haru dan Yamada hampir bersamaan menatap ke pintu kelas.
‘Ternyata ia tidak datang, apa mungkin ia sakit? Cukup lama dia berada di bawah hujan’ pikir Yamada.
Beberapa detik sebelum Ikuta Sensei masuk untuk pelajaran pertama. Haru menerima sebuah pesan dari Yuya-nii.

From: Yuyan-niichan
Ohayou Haru J
Ako hari ini tidak masuk. Ia demam tinggi.
Semalam ia pulang basah kuyup. Bisakah kau izinkan ia untuk hari ini.
Arigatou ne Haru

Begitu membaca pesan itu, Haru menggunakan kesempatan sebelum Ikuta Sensei memulai pelajaran untuk membalas pesan itu.

To: Yuyan-niichan
Ohayou J
Baik Yuyan nii.
Aku akan datang melihat Ako pulang sekolah nanti.

Haru segera menaruh ponselnya di laci sebelum ditegur oleh Ikuta Sensei. Namun, tiba-tiba sebuah pikiran terlintas di benaknya. Yamada dan Ako sama-sama kehujanan semalam. Ada apa ini? Apa hanya kebetulan saja?
“sudahlah”
“Ada apa fujitsu-san? Apanya yang sudah? Sensei bahkan belum memulai pelajaran” ternyata Haru menyuarakan pikirannya.
“Gomenasai Ikuta Sensei. Bukan itu maksudku” Haru menunduk, sebelum mendapat ocehan lagi, namun nampaknya Ikuta Sensei tidak ingin melanjutkan hal itu. Haru menarik napas pelan.

Setelah bel tanda pulang berdering, Haru segera merapikan barang-barangnya.
“Anou Yamada-kun” Haru memanggil Yamada yang berjalan melintasi mejanya. Yamada berhenti.
“Yamada-kun mau langsung pulang kan? Boleh tidak jika aku ikut bersama-sama Yamada-kun untuk naik bis ke rumah Ako?” tanya Haru
“Tentu. Ne, apa Ako sakit?”
“Haii. Ia demam. Apa Yamada-kun mau ikut menjenguknya juga?”
“Boleh. Rumahku tidak jauh dari rumahnya. Lagipula sudah lama aku tidak bertemu ibu Ako.” “Ayoo” Mereka berdua berjalan menuju halte.

Mereka naik bus pertama yang melintas, beruntung belum banyak siswa yang pulang. Jadi, tidak terlalu padat di dalam bus. Haru dan Yamada duduk di dua bangku yang berjejer.
Tidak lama setelah bus melaju. Haru melihat sosok yang ia kenali di depan sebuah restoran.
“Bukankah itu Kei-chan dan siapa gadis itu?” Yamada melihat kea rah pandang Haru. Benar itu Kei. Namun, Yamada harus menajamkan penglihatan kedua matanya untuk mengenali gadis itu dan ia agak terkejut begitu tahu siapa gadis yang bersama Kei.
“Itu memang Kei. Tapi, gadis itu aku tak tahu siapa dia.” Jawab Yamada bohong.
“Apa Kei tidak tahu Ako sakit hari ini? mungkinkah gadis itu sepupu Kei? Heii, bukankah kau juga sepupu Kei?”
“Aahh iya. Aku sepupu Kei dari pihak ibunya. Mungkin ia sepupu dari pihak ayahnya. Dan mengenai Ako sakit, mungkin ia tidak tahu, kecuali Yuya-nii yang memberitahunya.”
“Mungkin saja” Haru menanggapi ucapan Yamada dan tidak ambil pusing lagi mengenai Kei. Yamada jelas tahu bahwa gadis itu bukan sepupu Kei sekalipun dari pihak ayah Kei. Suzuki Ayano, anak konglomerat Jepang yang sukses di LA. Yamada mengetahui tentang gadis itu hanya sebatas itu saja dan mengenai kedekatannya dengan Kei, entahlah, ia bahkan menjadi penasaran dengan hal itu. Ia teringat dengan Ako yang menangis di taman semalam.

Begitu mereka tiba di rumah Ako, Haru segera ke kamar Ako setelah bertemu Ibu Ako. Sementara Yamada, ia masih menyapa Ibu Ako, karena dulu ketika keluarganya berada di kompleks ini, ia cukup dekat dengan keluarga Takaki, meskipun ia sering menjaili Ako.
“Akoo” Haru mengambil posisi duduk di sisi ranjang. Sementara Ako dalam posisi duduk bersandar.
“Bagaimana keadaanmu? Kata Yuya-nii kau pulang basah kuyup ya semalam?”
“Demamku sudah turun. Aku pulang ketika hujan lebat.” Haru melihat wajah Ako masih pucat dan kedua matanya sembab, ia heran dan hendak bertanya. Namun,
“Kau sendirian Haru?” Ako lebih dulu bertanya
“Tidak. Aku kesini bersama dengan..”
“Yo Ako.” Belum selesai Haru menjawab Yamada sudah berdiri di pintu.
“Aku kesini bersamanya” lanjut Haru
“Hai, Ryo-kun”
“Bagaimana keadaanmu? Kau sudah lebih baik?” Yamada duduk di bangku samping meja belajar.
“Haii, anou Ryo-kun flu?”
“Iya Ako. Semalam ia juga pulang basah kuyup” Haru yang menjawab pertanyaan Ako
“Aku heran, apa sekarang orang sedang gemar main hujan ya? Atau kalian berdua saja yang aneh?”
“Mungkin saja” jawab Ako santai
Yamada hanya tersenyum menanggapi ucapan Haru.
“Ne, Ako. Kemana Yuya-nii?” tanya Haru
“Dia sedang pergi bersama Sora-nee”
“Sou ne. aahhh aku hampir lupa, tadi aku melihat Kei sewaktu dalam perjalanan ke sini” Ako terkejut mendengar ucapan Haru, namun ia segera bisa menguasai diri.
“Oh ya? Dimana?” tanya Ako
“Di depan cafĂ©. Tak jauh dari sekolah kita. Tapi, ia bersama seorang gadis dan kupikir itu adalah sepupunya” kali ini bukan Ako yang terkejut, tapi Yamada yang kaget mendengar ucapan Haru, ia tidak menyangka bahwa Haru akan menceritakan apa yang dilihatnya di bus tadi. Ia sudah terlambat untuk memperingati Haru. Yamada melihat kearah Ako. Ada kesedihan dimata Ako. Yamada yakin bahwa inilah yang membuat Ako menangis di taman.
“Hemmm. Mungkin saja, aku tak bertemu dengannya belakangan ini. ia sedikit sibuk” jawab Ako bohong
“Jadi, ia tidak tahu bahwa kau sakit hari ini?” tanya Haru
“Aku tak memberitahunya. Lagipula sakitku tidak parah. Besok juga aku sudah sehat.”
Ako berusaha tersenyum. Ia mengalihkan pandangannya dari Haru. Namun, kedua matanya bertemu pandang dengan Yamada yang sedang melihat kearah Ako. Untuk beberapa saat mereka bertatapan. Namun, Ako segera mengalihkan pandangannya kearah lain.


“Anou Yuyan, ada yang ingin kubeli, bisakah kita singgah ke toko 24 jam terlebih dahulu?” Sora dan Yuya sedang berada di dalam mobil. Mereka baru saja selesai mengikuti acara pertunangan teman lama mereka, Yabu Kouta. Yuya dan Kouta adalah teman sekampus dulunya, dan mereka adalah Senpai Sora. Yuya dan Sora menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih sejak Yuya masih kuliah. Sekitar 3 tahun yang lalu. Kouta lah yang memperkenalkan mereka berdua.
“Oke. Aku juga ingin membeli beberapa makanan untuk Ako.”
“Biar sekalian aku belikan.”
Tidak lama Yuya dan Sora sampai di toko 24 jam. Mereka keluar dari mobil, namun baru beberapa langkah Yuya melihat Kei keluar dari toko busana tidak jauh dari situ. Yuya terkejut melihat Kai keluar dari toko busana wanita bersama seorang gadis. Setahu Yuya, Kei bukan orang yang suka pergi ke tempat yang tidak lazim bagi kaum mereka. Jadi ini yang membuat Yuya menghampiri Kei, terlebih lagi cara gadis itu menggandeng lengan Kei, berbeda dengan teman wanita yang lain. Caranya mirip seperti Ako, namun ia lebih terlihat manja.
“Kei” sapa Yuya.
“Yu yan” Kei kaget dan ia mengikuti arah pandang Yuya yang menatap kearah lengan Kei yang dirangkul oleh Ayano. Kei segera melepas rangkulan Ayano. Melihat tindakan Kei, Yuya mengeryitkan dahinya, terlebih lagi Ayano nampak tidak suka dengan tindakan Kei.
“Hai Kei.” Sapa Sora
“Hai Sora-chan. Kalian berdua mau kemana?” tanya Kei mencoba mencairkan suasana.
“Kami mau ke toko 24 jam, ingin membeli beberapa makanan untuk Ako. Ahh Kei, Ako sedang sakit hari ini. ia demam” Sora belum menyadari bahwa ada gadis yang bersama Kei.
“Ako demam?” Kei terkejut dengan kabar dari sora.
“he-em. Ia pulang basah kuyup semalam. Ahh, siapa gadis ini Kei?” Sora menatap Ayano yang baru ia sadari keberadaannya.
“ahhh.. dia se…”
“Perkenalkan, Aku Suzuki Ayano, tunangan Kei” Ayano lebih dulu menjawab.
“APAAA?” Yuya dan Sora bersamaan mengucapkan kata itu.
Kei kaget dengan jawaban Ayano. Sementara Yuya menatap Kei penuh amarah.
“Yaa.. aku tunangan Kei. Aku baru datang dari LA kemarin. Apa Kei tidak pernah cerita bahwa ia punya tunangan di LA?” Ayano terus berbicara tanpa menyadari bahwa atmosfer disitu sudah berubah.
Tanpa ada yang menggubris ucapan Ayano, tiba-tiba Yuya melayangkan sebuah tinju di wajah Kei.
BUG
Ayano berteriak kaget. Sedangkan Sora membekap kedua mulutnya menahan agar jeritan tak keluar dari mulutnya. Sementara Yuya tanpa menunggu agar Kei bisa menguasai diri, sudah menarik kerah baju Kei.
“Jadi ini alasan Ako, pulang basah kuyup semalam, dengan mata sembab dan sakit hari ini? jadi untuk pria brengsek sepertimu. Bukankah lebih mudah bagimu untuk mengucapkan kata putus saat kau kembali dari LA? Apa harus menunggu ia tahu sendiri dan terluka? Aku tahu, ia masih terlalu muda untuk berada disampingmu, tapi bukan berarti kau bisa membuatnya menangis”
“Aku memang salah Yuyan, tapi ini tak sepenuhnya salahku. Aku belum resmi bertunangan dengan gadis ini dan asal kau tahu, rencana pertunangan ini karena perjodohan dan aku memang mencintai Ako. Aku tak ingin menyakitinya dengan mengakhiri hubungan kami” Kei menjelaskan kepada Yuya.
“Kau pikir dengan Kata mencintai AKo, berguna sekarang? Dan bukankah saat ini kau sudah menyakiti Ako? Apa bedanya dulu dan sekarang? Malah, lebih menyakitkan baginya sekarang. Dan apa katamu? Perjodohan? Tapi yang kulihat, kau menerima baik perjodohan itu.” Sindir Yuya
“Kau tahu bagaimana Otousanku Yuya, aku tak bisa melawan kehendaknya. Kau sudah cukup lama mengenalku”
“Apa katamu? Kau salah. Kurasa aku belum cukup mengenalmu, aku tidak pernah menyadari sisi brengsek dari dirimu. Kau tak berhak mendapatkan Ako. Dan terlalu meyedihkan bagi Ako pernah memberi cintanya untukmu” Yuya melepas cekalan kerah baju Kei.
“Tapi, aku tidak berbohong bahwa aku mencintainya..”
BUG. Pukulan kedua mendarat di wajah Kei. Kali ini meninggalkan memar di pipi kirinya.
“Hentikan Yuyan.” Sora berusaha menarik Yuya menjauh dari Kei.
“Kau tidak berhak mengatakannya lagi Kei. Meskipun kau sahabatku, tapi maaf. Aku tak pernah mentolerir siapapun yang menyakiti Ako. Termasuk KAU. Kuharap ini terakhir kalinya aku mendengar kau mengatakan hal itu. Jangan pernah temui Ako lagi. Dan urus saja gadismu ini. kurasa ia cocok untukmu. Jika kau masih menemui Ako dan aku tahu hal itu, jangan salahkan aku, jika nantinya kau menyesal tidak mengindahkan peringatanku.” Yuya menatap sinis kearah Kei dan Ayano. Yuya berbalik hendak pergi, namun baru selangkah ia berhenti.
“Kau tahu bukan Kei, bahwa aku tak pernah main-main dengan ucapanku. Dan jika kau memang pernah mencintai Ako, kembalilah ke LA. Itu lebih baik buat Ako. Ayo kita pergi Sora.” Yuya menarik tangan Sora. Ia tak lagi berniat ke toko 24 jam. Sementara Kei hanya menatap Yuya dan Sora pergi dengan tatapan pilu. Ia menyadari 2 hal, bahwa ia akan kehilangan cinta Ako dan kehilangan Sahabatnya Yuya, karena ia terlalu lemah sebagai lelaki.


Sementara dalam perjalanan pulang, Sora harus berpegang kuat pada kursi mobil dan memejamkan kedua matanya. Yuya melampiaskan emosinya dengan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Sora terlalu takut untuk memperingatkan Yuya agar berhati-hati. Namun, tidak lama Yuya menyadari ketakutan Sora, ia menurunkan kecepatan mobilnya dan melaju dengan normal kembali…


TBC….
Owariiiii.. Sankyuu
Maaf kalo Geje.. silahkan meninggalkan coment setelah membaca..



 

Cuap-Cuap Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea