Sabtu, 30 Juni 2012

Last Friend (chapter 2)

Diposting oleh Nirmala di 22.18
Tittle             : Last Friend (chapter 2)
Author          : Nakashima  Miyako
Pairing          : Inoo Kei (HSJ), Takaki Yuya(HSJ), Yamada Ryosuke (HSJ) , Takaki  Miyako,  Suzuki Ayano, Hideyoshi Sora dan seletingan orang lewat.
Ratting         : PG~13
Genre           : Romance and friendship*dikit*
Disclaimer    : Member HSj adalah milik Tuhannya dan Ayah Ibunya. Saya tidak berhak memiliki mereka, hanya karakter mereka yang saya ubah. Begitu juga cast lainnya. Sora aku pinjem OC bunda Din. Ini hanya sebuah fanfic. Please enjoy with it. Jangan lupa di comment. Aku seneng kalo ada yang coment. Ini sumpah gaje. Jadi maafin ya..

Last Friend
(chapter 2)

Miyako POV
            Hari ini tepat usiaku genap 17 tahun dan malam ini aku akan merayakannya bersama niichan dan Kei atau entah dengan siapa lagi. Bukan perayaan yang mewah, hanya makan malam di café. Untuk tempat Kei yang mengatur. Aku hanya cukup siap-siap dan dandan yang cantik. Begitu kata Kei. Aku bahkan tak sabar menanti hari berganti malam karena ini adalah pertama kalinya aku merayakan ulang tahun bersama Kei. Yah,, karena tahun lalu aku belum menjadi kekasihnya. Aku benar-benar bahagia karena di ulang tahunku ke 17 ini aku dapat merayakannya bersama dengan orang yang kucintai.

            Pukul 7 kurang 10 menit. Melalui pesannya tadi pagi, ia mengatakan akan menjemputku pukul 7. Sambil menunggunya aku merapikan rambut ku dan gaun warna putih yang kukenakan. Aku segera turun dari mobil begitu mendengar suara mobil dihalaman.
“Halo sayang” Kei mengecup keningku “Sudah siap?”
“Yapp” jawabku tersenyum dan menggandeng lengannya.
Ia membukakan aku pintu mobil dan segera melajukan mobilnya ke café yang telah ia pilih. Tidak lama, kami telah tiba di café itu. Setelah tiba didalam, Kei membimbingku ke tempat yang kurasa sudah dipesan sebelumnya, agak masuk ke dalam dari area café itu.
“Yo Ako” aku melihat niichan dengan seorang gadis yang kukenal dengan nama Sora. Aku biasa memanggilnya Sora Neechan..
“Happy Birthday Akochan” Sora nee memelukku.
“Arigatou” aku tersenyum
“Ayo duduk” Kei mempersilahkanku. Aku melihat ada 5 kursi, berarti masih ada 1 orang lagi. Mungkinkah Haru? Tidak. Ia ada di rumah neneknya hari ini. lalu? Belum sempat aku menemukan jawabannya, tiba-tiba sebuah suara terdengar dari arah belakangku.
“Gomenasai aku terlambat” ia agak sedikit menundukkan kepalanya. Aku menatap kearahnya. Wajahnya familiar, aku seperti pernah melihatnya. wajahnya terbilang cantik untuk cowok. Tapi siapa pemuda ini? aku tidak memiliki teman yang seperti ini? mungkinkah teman Kei atau niichan? Tapi usianya hanya sekitar beda setahun denganku. Siapa dia…
“Ahhh, Yamada. Kupikir kau tidak akan datang. Ayo duduk” Kei yang menanggapi salamya. Oh, jadi dia tamu Kei, tapi kenapa diundang di makan malam ulang tahunku? Dan ternyata namanya Yamada. Apa?
“Ako, kenalkan ini Yamada Ryosuke. Ia adalah sepupuku.” Kei memperkenalkannya padaku.
“Yamada? Bukankah kau yang dulu pernah tinggal di sebelah rumah kami? Iya benar kan?” tanya Yuya nii
“Benar. Saya baru datang kembali ke Tokyo beberapa hari lalu.”
“Astaga. Jadi kau Yamada??” kali ini aku yang bersuara..
“Hisashiburi Ako chan, and Happy birthday” Yamada menunjukkan senyum memikatnya yang membuatku sebal.
“Dan dia sepupumu Kei?” tanyaku pada Kei mengabaikan ucapan Yamada.
“iyaa. Ia baru tiba dari London 3 hari yang lalu.”

Author POV
Flashback
Bel apartemen Kei Inoo berbunyi, Kei membuka pintu dengan penampilan yang masih acak-acakkan.. ia menatap sosok di depannya..
“Kau?” sementara manusia dihadapannya hanya tersenyum.
“Haloo Keichan..” sapa pemuda dihadapan Kei.
“Kapan kau datang dari London?” tanya Kei begitu ia dan pemuda itu telah berada di dalam apartemen Kei.
“Baru tiba tadi. Dari bandara langsung ke sini” jawabnya seraya meletakkan tasnya serta dirinya di sofa.
“Apa? Jadi kau langsung ke apartemenku? Kau pikir rumahku hotel?” cibir Kei sambil memberi Yamada sekaleng minuman.
“Hei! Tenang Kei. Kau kan tahu rumahku sudah lama tak dikunjungi. Jadi tentu kondisinya tak tahu sekarang. Dan ibuku baru hari ini menyuruh orang untuk membereskannya. Ayolah Kei, hari ini saja aku menginap disini. Besok aku akan mencari apartemen sementara. Ok. Hanya kau yang bisa menolongku.” bujuk Yamada.
Kei tampak berpikir sambil sesekali melirik kearah Yamada. Sebenarnya bukan persoalan Yamada berada di apartemennya. Hanya saja, privasi dan kunjungan Ako yang tiba-tiba membuatnya sedikit berpikir.
“Ok.. hanya 1 malam saja. Selebihnya terserah padamu.”
“Ok. Arigatou Keichan. Kau memang sepupu terbaikku.”
“Tapi, kenapa tiba-tiba ke Jepang? Hah? Setelah beberapa tahun kau tak pernah kembali?” tanya Kei.
“ahh.. itu.. karena aku memang ingin ke Jepang. Bosan di London. Dan aku berencana melanjutkan sekolahku disini.” Jawab Yamada..
Kei hanya manggut-manggut mendengar jawaban Yamada.
Flashback end….

Miyako POV
            “Jadi Yamada sepupumu Kei? Kenapa aku tak pernah tahu?” tanyaku pada Kei. Saat ini kami dalam perjalanan pulang.
“Yahh.. ia sudah lama berada di London. Makanya kau tak pernah tahu.” Jawab Kei sambil tetap mengemudi.
“Bukan begitu maksudku. Dulu kan Yama pernah jadi tetanggaku dan teman sekolah waktu aku kecil. Tapi aku tak pernah melihatmu berada di rumahnya setiap ada acara keluarga” tanyaku.
“Ohh, itu karena waktu itu aku berada di LA. Jadi tentu saja aku tak pernah kau lihat.” Jawabnya.
“Sou ne”
“Nande Ako?”
“Tidak. Aku hanya ingi tahu.” Jawabku. Entah mengapa kehidupanku rasanya tidak akan berjalan baik-baik saja. Ingatan sewaktu kecil seakan terulang kembali. Bocah nakal, sombong dan cerewet Yamada kembali muncul tiba-tiba di hadapanku.. aku ingat saat sekolah dasar dulu, semua yang kulakukan selalu saja mengundang keusilan bocah itu. Entah model rambutku, yang nantinya ia sengaja mengobrak-abrik tatanan rambutku. Atau gambarku yang sengaja ia bawa ke depan kelas dan ditertawai oleh teman sekelas. Atau apa saja yang menurutnya bisa dijadikan bahan untuk usil. Bersiap lah Ako..


Dugaanku benar. Ternyata Yamada memilih sekolahku sebagai tempatnya melanjutkan pendidikan. Apa tak ada sekolah lain. Masih banyak sekolah elite lainnya di Tokyo. Sial. Sepertinya hidupku akan kacau mulai sekarang.
“Hallo Akochan” tiba-tiba sebuah suara menyapaku. Saat ini adalah jam istirahat.
“Hallo Yamada san” aku tersenyum canggung.
“Tak perlu formal begitu, panggil saja aku Ryo. Seperti saat kita kecil dulu.”
“Ry..Ryosan?”
“Yaahh.. itu terdengar lebih baik. Sudah lama ya kita tak bertemu, dan kau ternyata kekasih Kei, sepupuku. Padahal dulunya kau tetangga sekaligus temanku. Dunia rasanya semakin sempit saja. Hahaha” Yamada tertawa akan ucapannya sendiri.
‘Teman?’ apa dulu ia juga menganggapku temannya. Kenapa ia begitu usil dulu. Bocah ini benar-benar tak bisa dimengerti.
“Aku kembali ke bangkuku dulu Akochan. Jya” ia bangkit berdiri.
“Eh? Hai! Jya”
Aku memandang punggungnya yang semakin menjauh. Sepertinya perkiraan bahwa hidupku akan kacau harus kutepis. Karena nampaknya Yamada tak ada niat untuk mengulangi perbuatannya sewaktu kecil dulu.


Aku terus menjalani kehidupanku seperti biasa. Kehadiran Yamada tak mengganggu sedikit pun. Malah terkadang aku merasa ia asyik diajak mengobrol dan bercanda. Mungkin London telah berhasil merubahnya menjadi pemuda yang dewasa. Atau memang gaya hidup London seperti itu ya? Entahlah yang pasti aku senang saja karena ini malah menambah koleksi temanku..

Author POV

Suasana Narita Air port siang ini seperti biasa. Terlihat banyak orang yang berlalu lalang baik yang menunggu keberangkatan maupun yang baru saja tiba. Bukan hanya penduduk Jepang saja, namun terlihat beberapa yang merupakan turis asing. Dari ribuan orang di situ terlihat sesosok gadis cantik yang sedang duduk di sebuah bangku tunggu. Rambutnya tergerai, penampilannya tidak seperti gadis Jepang pada umumnya. Namun, dari wajahnya ia keturunan Jepang.
“Nona Suzuki..” sebuah suara menyapa gadis itu. Sontak kepala gadis itu mendongak ke atas. Ia tersenyum melihat orang yang ia tunggu-tunggu dari tadi.
“Gomenasai.. maaf aku terlambat menjemput nona” pria itu membungkukkan badan.
“Daijobu.. lagipula tidak terlalu lama aku menunggu. Ayo kita segera pergi.”
“Hai.. biar saya bawakan koper nona..” pria itu menawarkan diri untuk membawakan barang-barang Ayano. Mereka berjalan keluar bandara menuju tempat parkir.
“Takeda-San, antar aku langsung ke apartemen Kei. Kemudian bawa barang-barang ku ke apartemen. Biar Kei yang mengantarku nanti.” Seru gadis itu begitu berada di dalam mobil.
“Baik nona” mobil itu segera melaju meninggalkan lapangan parkir Narita Airport.


“Ne, Ako-chan.. mau kemana setelah ini?” Kei bertanya pada gadis di sebelahnya..
“Hmmm.. nonton sudah, makan juga sudah, jalan kemana lagi yaa? Aku capek. Bagaimana kalau ke apartemen Kei-chan saja?”
“Baiklah.. aku juga tidak ada tempat yang ingin kukunjungi.” Kei tersenyum dan dibalas anggukan kepala Ako.
Tidak lama mereka telah tiba di apartemen milik Kei. Begitu Kei membuka pintu, Ako segera berlari menuju ke sofa dan menyandarkan dirinya disana…. Kei mengikuti dibelakangnya dan mengambil posisi duduk disamping Ako.
“Nampaknya kau benar-benar lelah..” ucap Kei menghadap kearah Ako.
“He’em..” Ako mengangguk manja seraya menyandarkan kepalanya ke bahu Kei..
“Tapi, tetap menyenangkan bukan, hari ini?” Kei bertanya, tangannya memegang dagu Ako dan mendaratkan sebuah ciuman di bibir mungil Ako sebelum gadis itu sempat menjawab. Ako membalas ciuman Kei. Kei hanya tersenyum sesaat dan terus mencium Ako untuk beberapa waktu.. begitu ciuman itu terlepas. Tepatnya sengaja dilepas oleh Ako, Kei hanya tersenyum.  
“Kau haus? Mau kuambilkan minum?” tawar Kei
“He’em.. Arigatou Kei chan” Ako tersenyum
“Hai..” Kei mencubit ujung hidung Ako..
Begitu kepergian Kei, Ako memejamkan matanya. Sepertinya ia benar-benar lelah. Namun, itu tidak berlangsung lama, karena suara bel pintu memaksanya untuk membuka kelopak matanya.
“Ako, bisa tolong bukakan pintunya sayang?”
“baiklah” jawab Ako malas…
Ako berjalan kearah pintu. Ia membuka pintu tanpa melihat kearah intercom. Begitu daun pintu terbuka, di balik pintu itu Ako menemukan sesosok gadis manis yang berdiri dengan anggun. Ako menatap gadis itu, dari bawah hingga ke atas.
‘Cantik’ pikirnya..
“Eh, maaf.. Siapa ya? Mau cari siapa?” Ako baru sadar bahwa ia terlalu lama menilai gadis itu.
“Kei.. aku mencari Kei. Apa dia di dalam?”
‘Kei? Dia memanggil Kai? Apa maksudnya? Siapa dia?’ Ako berbicara dalam pikirannya..
“Hallo.. kau tidak apa-apa?” gadis itu bertanya pada Ako, yang nampaknya tak kunjung menjawab pertanyaannya.
“maaf.. tapi siapa kau?” Ako akhirnya bertanya..
“Aku, aku Suzuki Ayano, tunangan Kei”Ayano langsung melangkah masuk kedalam setelah mengatakan bahwa ia tunangan Kei. Sementara Ako, ia masih terdiam di pintu, mencerna baik-baik kalimat terakhir yang terlontar dari mulut Ayano.
‘Tunangan? Ia tunangan Kei? Tunangan kekasihku?’
“Ako, kenapa sunyi? siapa yang datang ta….?” Kei tidak melanjutkan kata-katanya begitu melihat sosok lain dalam apartemennya.
“Kei, aku kangen padamu. Bagaimana mungkin kau bisa setega ini tidak menjemput tunanganmu?” Ayano berjalan menghampiri Kei dan mendaratkan pelukannya di tubuh Kei.
“Tapi, tidak masalah. Hanya melihatmu saja aku sangat bahagia.”
Kei terkejut dengan semua kebetulan ini, ia menatap Ako yang masih saja berdiri di pintu. Ayano melepas pelukannya, karena merasa Kei tak membalas pelukannya.
“Tapi siapa gadis itu Kei, dari tadi ia diam saja.” Ayano akhirnya bertanya mengenai keberadaan Ako.  Kei tersadar dan menghampiri Ako, ia benar-benar berada di posisi tersulit. Karena Ako telah mengetahui bahwa ia sudah memiliki tunangan.
“Ako.. “Kei menyentuh lengan Ako. Sementara Ako tak bergeming sedikit pun. Namun, begitu Kei berada di hadapannya, Kei terkejut melihat gadis itu telah berurai air mata.
“Ako, ak..aku bisa jelaskan semua ini” Kei Nampak sangat gugup.
“Ke…kenapa? Kenapa Kei? Kau..” aku terisak.. ia berjalan masuk ke apartemen kei dan menyambar tas miliknya dan berlari keluar.. ia tidak menghiraukan panggilan Kei, yang terus memintanya untuk kembali dan mendengarkan penjelasannya. Namun, Dalam pikirannya hanya satu. Kei sudah bertunangan. Kei telah membohongi dirinya selama ini. semua tindakan, kata-kata yang menunjukkan rasa sayangnya hanya tipuan saja. Ako terus berlari tanpa memperdulikan air matanya yang semakin deras. Ia tak peduli banyaknya orang yang menatapnya. Hatinya terlalu sakit untuk menghapus air matanya.


“Kei!kau tak berniat untuk diam seperti ini terus kan?” Ayano mulai kesal, karena sejak perginya Ako tadi, Kei hanya duduk dan tidak berbicara sepatah kata pun. Pikirannya terlalu kacau, ia kaget, sedih, merasa bersalah. Ia merasa ia adalah orang terjahat.
“Kei! Aku jauh-jauh dari LA bukan untuk menyaksikan kau berdiam diri seperti ini”
“Maaf Ayano. Tapi aku lelah hari ini.” jawab Kei, ia tak bohong. Ia memang lelah setelah kejadian ini.
“huh. Siapa gadis tadi? Kenapa ia terkejut saat aku mengatakan bahwa kau tunanganku, kenapa ia lari sambil berurai air mata? Hah? Apa dia gadsmu?” Ayano membrondong Kei dengan banyak pertanyaan “KEI”
“Ayano, aku lelah. Aku tidak bisa menemanimu. Jadi pulanglah. Biar kuteleponkan taksi.” Kei sudah siap menelepon taksi, ketika tiba-tiba sebuah tangan menarik ponselnya dan melemparkannya ke lantai.
“Kau jahat Kei. Aku mengijinkanmu kembali ke Jepang karena kata Otusan kau ingin menyelesaikan urusanmu disini. Tapi apa? Kau malah berkencan dengan gadis lain yang jelas-jelas masih bocah. Kau menipuku Kei.” Kini ayano telah berurai air mata. Kei yang tak bisa melihat wanita menangis semakin merasa bersalah. Karena sudah 2 gadis menangis karena dirinya hari ini.
“Ayano, dengarkan aku, aku berkencan dengan gadis itu sebelum aku ke LA. Aku tidak bisa memutuskannya lewat telepon. Oleh sebab itu aku ke pulang ke Jepang. Kumohon, jangan mengatakan bahwa aku menipumu. Gadis itulah yang aku tipu.” Kei menatap sayu Ayano dan menggenggam tangan gadis itu.
“Jadi kau kembali ke Jepang untuk memutuskan gadis itu? Kalau begitu putuskan ia segera agar aku percaya padamu.” Perintah Ayano.
“Kei. Pertunangan kita sudah di depan mata. Aku tak mau karena masalah ini mengganggu acara pertunangan kita.”
“Baiklah. Aku akan bicara padanya nanti” Kei menjawab lesu. Tak begitu yakin dengan ucapannya.
“Secepatnya. Jika kau tidak ingin berita ini sampai ke telinga Otousan.” Ancam Ayano. Kei hanya menarik napas panjang.


Sementara itu, di bangku sebuah taman Ako duduk sambil berurai air mata. Entah apa yang ada dalam pikirannya, saat ia berlari tadi kedua kakinya menuntunnya ke taman ini. dan selama duduk di taman, ia hanya diam dan sesekali butiran bening menetes dipipinya. Nampaknya ia tidak ingin beranjak, meskipun langit mulai gelap menunjukkan akan adanya hujan sore ini.
“Kei, kenapa? Kenapa tidak mengatakan ini sebelumnya.. aku.. aku..hiks” Ako terus menangis di taman itu. Bahkan, air matanya tetap mengalir meski tangisnya tak terdengar…
Tidak lama, ada tetesan air lainnya selain dari kedua mata Ako. Langit seakan menjawab suasana gelap tadi. Tetesan demi tetesan terus turun dan semakin lebat. Namun, Ako tidak beranjak sedikit pun dari tempat itu. Ia hanya diam. Menikmati hujan yang mengguyurnya. Dan tanpa ia sadari ada sepasang mata yang terus menatapnya, yang tak melepaskan sedetik pun tatapan matanya pada Ako, sejak ia keluar dari apartemen Kei. Ia mengikuti Ako, hingga tiba di taman ini dan hanya melihatnya dari kejauhan. Bahkan ketika hujan ia juga tak beranjak sedikitpun dari tempatnya berdiri sejak tiba di taman ini. Ia juga nampaknya tidak ingin menyapa Ako. Ia hanya ingin memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja..

Owariiii
TBC (To Be Continued)
Gomen.. lanjutannya lamaa.. mood nulisku lagi menguap entah kemana… otakku juga lagi ngadat.. XD.. moga chap berikutnya nggak lama..
Dan meskipun gaje jangan lupa coment ya.. ditunggu komen nya..


0 komentar:

 

Cuap-Cuap Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea