Kamis, 22 November 2012

Korupsi! Karena Kebiasaan

Diposting oleh Nirmala di 19.04
Korupsi? Koruptor? Menerima atau mengambil uang yang bukan haknya? Siapa sih yang tidak tahu istilah ini atau siapa yang tidak pernah mendengar istilah tersebut. Ya, inilah yang saat ini sedang digembor-gemborkan di Tanah Air kita. KPK sedang gencar-gencarnya menyelidiki proyek-proyek dan kecurangan-kecurangan didalamnya untuk menemukan siapa –siapa yang terlibat dan kemudian siap menyeret “mereka”ke balik jeruji besi untuk kemudian disebut sebagai tersangka “KORUPTOR”.

Benar-benar miris bukan? Melihat negeri ini, dibalik para pejabat yang asyik makan enak, berlibur ke luar negeri, menyerobot uang Negara, kita harus menyaksikan saudara-saudara kita hidup di pinggiran rel kereta, menjadi pemulung, pengemis, pencopet, buruh kasar, kerja serabutan demi sesuap nasi untuk hari ini. Jangankan, memikirkan pendidikan, untuk makan esok hari saja mereka belum tentu memiliki persediaannya, bahkan belum tahu bagaimana cara memperolehnya. Bagaimana mungkinj mereka pura-pura buta dan tidak peduli pada sekitarnya dan tetap saja dengan rakusnya mengambil uang yang bukan haknya. Apa tunjangan dan gaji mereka tidak cukup untuk hidupnya dan keluarganya? Apa kurang utnuk pendidikan anak mereka? Hei,,, bukan hanya anak pejabat yang butuh pendidikan, anak pemulung juga butuh pendidikan untuk perbaikan kualitas hidup mereka nantinya.

Jadi, mengapa praktik korupsi bias begitu membudaya di tanah air kita? Seperti bukan tindak kejahatan saja, seperti prilaku yang diturunkan dari generasi sebelumnya dan ditanamkan dalam diri mereka sejak dini. Mungkin, kalimat sebelumnya ada benarnya. Sadar ataupun tidak, praktik korupsi sudah ada dan tertanam sejak masih muda belia.  Contoh kecil saja: “Mencontek saat ujian”ini adalah tindakan penipuan baik pada orang lain maupun pada diri sendiri. Atau contoh lain: “Memanipulasi harga buku yang dilaporkan pada orang tua”. Nah, melaui hal-hal seperti inilah, korupsi muncul, karena masalah besar berawal dari hal-hal sepele. Hal itu akan menjadi kebiasaan yang terus-menerus dan mendarah daging dalam pribadi setiap orang. Brikutnya, siapa bias mengelak merajalelanya tindak pidana korupsi?

           
Merajalelanya tindak pidana korupsi, sedikit banyak disebabkan karena bentukan dari  keluarga di mana kita berasal, bagaimana pola pikir, sikap dan prilaku kita dibentuk. Jadi bagaimana cara untuk menanggulangi kasus ini di kemudian hari? Jawabannya, merujuk pada penyebab diatas, kita bias mengubah pola pikir dan tindakan anak sejak dini. Sulit memang merealisasikannya. Namun, jika ada kerjasama antara orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah, cara ini akan berhasil. Sebab, ada ungkapan yang mengatakan “Rumahmu adalah cerminan Dirimu”.




0 komentar:

 

Cuap-Cuap Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea