Pernah terpikir bagaimana jika kita
sebagai anak berselisih paham dengan orang tua?? Pernah hal itu terjadi pada
dirimu? Jangan terlalu jauh, misalnya saja mengenai masalah pendidikan. Well,
pada dasarnya setiap orang tua ingin yang terbaik buat anak mereka. Tapi “Yang
terbaik” disini apakah benar-benar yang terbaik buat kita. Sekarang kita ambil
contoh yang ada disekitar kita, atau bahkan yang kita alami sendiri. Mengenai
pilihan jurusan masuk Universitas, tidak sedikit orang tua yang mengharuskan si
“anak” untuk melanjutkan pendidikannya di tempat yang orang tua mereka
inginkan, padahal kalau boleh jujur si anak merasa tidak respect dengan jurusan
tersebut. Atau contoh lainnya, orang tua yang melarang anaknya untuk kuliah di
luar kota tempat mereka tinggal, alasannya sudah pasti sama “Disana kamu akan
tinggal sendiri, papa sama mama nggak yakin kamu bisa mandiri” atau “Lingkungan
disana itu nggak bagus buat kamu, nanti kamu bukannya kuliah malah keliaran”
bisa juga “Nak, biaya disana mahal, jadi lebih baik kuliah disini saja.” Ok,
buat alasan yang terakhir tentu saja bisa kita maklumi, karena kondisi
financial keluarga kita. Tapi untuk alasan yang pertama dan kedua? Siapa yang
akan tahu bagaimana kita setelah menjalani kehidupan sendiri,, bagaimana bisa
kita mandiri kalau orang tunya tidak memberi kepercayaan kepada kita untuk
mandiri . kemudian, bagaimana mungkin mereka bisa menyimpulkan bahwa lingkungan
disana “kurang baik” sementara kita tidak tahu kondisi spesifiknya seperti apa.
Mereka mungkin hanya mendengar dari orang lain atau kabar burung.
Nah, permasalahan lainnya juga ada,
sehubungan dengan kuliah. Yang ini mungkin kebalikan dari yang diatas. Si anak
yang merasa bahwa ia tidak sanggup untuk kuliah keluar kota, eh malah disuruh
untuk mangambil jurusan yang letaknya bermil-mil dari kota mereka. Katanya,
“Disana pendidikannya bagus”, atau “Kamu bisa dapat pengalaman yang banyak
disana” dan bla bla bla. Maksudnya orang tua sih baik, tapi kan semuanya
kembali ke kita, kita yang akan jalani itu, kita yang mau kuliah. Kalau
nantinya kita maksain diri untuk kuliah di tempat yang orang tua inginkan,
terus ternyata kita tidak mampu beradaptasi dengan baik yang akhirnya berdampak
negative bagi hasil pendidikan kita, malah nantinya rugi kan? Bukankah lebih baik,
kita kuliah di tempat yang kita inginkan daripada ditempat yang bagus tapi
bukan yang kita inginkan.
Masalah lain yang cukup rumit adalah
perbedaan keinginan jurusan antara orang tua dan anak. Masalah yang ini bukan
masalah tempat yang jauh atau dekat. Dalam kasus ini, jarak bukan menjadi
persoalan penting. Maksudnya gini, kita inginkan kuliah di jurusan Psikologi
misalnya. Tapi, orang tua ngelarang, katanya “Nanti kamu nggak sanggup,
Psikologi itu susah, mending di jurusan ini saja” atau “Nak, prospek kerjanya
itu jarang, kamu nantinya mau kerja di Rumah Sakit Jiwa apa?” dan alasan lain
yang bikin pusing. Nah loh, kita yang kuliah kok, kita yang mau belajar, jadi
susah dan derita bakalan kita tanggung dong. Tetap sih itu demi kebaikan kita,
tapi coba bayangin kalau kita ambil jurusan yang mereka inginkan terus karena
memang dari awal bukan minat kita dan parahnya ternyata bakat kita juga bukan
disana, apa yang terjadi? Kita mungkin akan ninggalin kampus sebelum sempat
memakai Toga wisuda dan jabat tangan sama Rektor. Jadi bukannya yang bagus itu
kita kuliah, kita jalani dengan baik, dapat nilai yang baik, lulus dengan cepat
terus cari kerja. Setiap jurusan dibuka berarti akan ada prospek kerjanya kan?
Jadi nggak perlu takut soal itu. So guys, apapun yang terjadi sama kalian saat
ini, juga dialami oleh anak-anak yang lain termasuk saya. Baik masalah yang
diatas atau masalah lain yang sepele atau malah lebih rumit. Tapi bukan itu masalah
terbesarnya. Masalah terbesarnya adalah mampukah kita menyelesaikan masalah itu
dan membangun komunikasi yang baik dengan orang tua agar jalan keluar terbaik
dapat dicapai.. So, selamat berjuang.. OK..
See you…J
0 komentar:
Posting Komentar