Jumat, 02 Maret 2012

Bandung Lautan Api

Diposting oleh Nirmala di 05.56

BAB I
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia menerima penjajahan puluhan tahun lamanya,bahkan Indonesia dijajah selama 3,5 abad oleh Bangsa Belanda. Siksaan, kelaparan, kemiskinan, bahkan ada yang tewas, semua itu dilalui oleh Bangsa Indonesia semasa penjajahan Belanda. Berbagai peristiwa termasuk peperangan juga dilalui oleh Bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaannya. Setelah mengalami perjuangan yang berat untuk memperoleh kemerdekaan, pada akhirnya Indonesia dapat mencapai cita-cita kemerdekaannya.
Akan tetapi, perjuangan Indonesia tidak hanya sampai disitu saja. Di tengah-tengah usaha pemerintah Indonesia menata kehidupan bangsa kearah yang lebih baik, Belanda terus mencoba berbagai cara agar dapat kembali menduduki Indonesia dan menjajah serta menguasai berbagai hasil pangan dan industri milik Indonesia.
Berbagai jalur perundingan telah dilalui oleh Indonesia dan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan ini. Namun, Belanda selalu melanggar dan menyerang Indonesia. Akibatnya jalur diplomasi ini tidak digunakan lagi dan Pemerintah Indonesia melakukan perlawanan bersenjata untuk mengusir Belanda keluar dari Ibu Pertiwi ini. Salah satu peristiwa perlawanan bersenjata yakni Bandung Lautan Api. Sekutu yang melakukan ultimatum meminta rakyat dan TRI meninggalkan Bandung, namun sebelum mengosongkan Bandung mereka membungihanguskan kota Bandung, hingga dikenal peristiwa ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa latar belakang yang mendasari terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api?
2.      Apa tujuan dari peristiwa Bandung Lautan Api?
3.      Bagaimana Rangkaian peristiwa Bandung Lautan Api?
4.      Apa dampak-dampak dari peristiwa Bandung Lautan Api?

C.    Tujuan dan Manfaat
a.      Tujuan
1.      Mengetahui latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api
2.      Mengetahui tujuan Peristiwa Bandung Lautan Api
3.      Mengetahui rangkaian peristiwa Bandung Lautan Api
4.      Mengetahui dampak-dampak peristiwa Bandung Lautan Api

b.      Manfaat
Agar para pembaca dapat mengetahui dan mengenal salah satu peristiwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan sekutu.



BAB II PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Peristiwa Bandung Lautan Api
Awal tahun 1900, Bandung sempat dicalonkan sebagai ibukota Hindia Belanda, dengan rencana memindahkan Batavia ke Bandung. Maka langkah persiapan itu direncanakan, salah satunya dengan membangun bangunan-bangunan pemerintahan dan pemukiman dengan rencana tata ruang yang baik. Sehingga pada kurun waktu tersebut, kota Bandung mengalami pembangunan yang intensif. Pembangunan itu pun membuat Bandung menyimpan banyak karya arsitektur bergaya Indo-Eropa.Tetapi karena Jepang mengalahkan Belanda dalam Perang Dunia Ke-II, akhinya Belanda harus menyerahkan Indonesia kepada Jepang.
 Setelah Perang Asia Pasifik berakhir, sekutu membagi wilayah Asia mejadi beberapa wilayah kekuasaan dan wilayah Indonesia diserahkan oleh Jendral Terauchi kepada Admiral Lord Louis Mountbatten pada tanggal 12 September 1945 di Singapura.
Semenjak Jepang menyerah kepada Sekutu pada Perang Pasifik yang berlanjut dengan berkumandangnya proklamasi Republik Indonesia tentara Jepang di berbagai kota di Indonesia mulai dilucuti dan meninggalkan kota. Tentara Sekutu sebagai pemenang perang pun hadir dengan puluhan ribu tentara untuk mengawasi dan melucuti tentara Jepang di berbagai kota terutama Jakarta, Semarang dan Surabaya dengan yang dipimpin oleh tentara Inggris, dikomandoi Gubernur Jendral Mallaby.
Hadirnya Sekutu ternyata diboncengi oleh Netherlands Indische Civil Administration (NICA) yang masih ingin menguasai sebuah negara yang baru merdeka. Perang Revolusi Indonesia pun terjadi dengan semangat yang jauh lebih besar sebagai bangsa yang merdeka. Kota Surabaya menjadi pemicu perlawanan terhadap Sekutu dan NICA. 10 November 1945, tentara dan rakyat Indonesia bertempur habis-habisan mempertahankan kota hingga satu bulan lebih. Peristiwa tersebut kita kenang sebagai Hari Pahlawan.
Semarang pun tak luput dari usaha pendudukan kembali Belanda. Pertempuran rakyat dan TNI di Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945 kita kenang dengan sebutan Palagan Ambarawa.
Bagaimana dengan Bandung? Bandung memilih jalan damai –ABCD, Anak Bandung Cinta Damai– meskipun semenjak hari proklamasi Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk, menyusul bulan Oktober Laskar Wanita Indonesia (LASWI) didirikan, hingga ke satuan Pelajar Pejuang. Di bidang perjuangan lainnya yaitu jalur diplomasi Oto Iskandar Di Nata memimpin cara damai agar Jepang keluar dari Bandung. Di saat yang sama Sekutu dan NICA juga telah hadir melucuti tentara Jepang dan berusaha menduduki kota Bandung.
Jalur diplomasi ternyata belum tentu disukai semua pihak. Tidak hanya Oto yang dikecam, masyarakat Bandung pun disindir sebagai orang lemah, tak punya semangat revolusi, tak berani mengangkat senjata, dan banyak sindiran lain terutama setelah peristiwa 10 November dan Palagan Ambarawa terjadi.
Perjuangan Oto mengakibatkan Sekutu dan NICA tidak berhasil secara de jure menduduki kota Bandung, namun Si Jalak Harupat malah diculik oleh Laskar Hitam yang kabarnya adalah usaha pihak yang tak suka dengan cara Oto di jaman revolusi tersebut. Musibah lain pun datang, sungai Cikapundung meluap menelan ratusan korban jiwa. Kesempatan ini dipakai oleh Sekutu dan NICA untuk menggempur kota Bandung dan menguasainya di akhir November 1945.
Jalan diplomasi tetap dilakukan, namun corong berani Si Jalak Harupat telah menghilang diculik bersama Residen Priangan, Walikota dan Ketua Komite Nasional Indonesia Priangan.
Pada tanggal 21 November 1945, Tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Republik Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Para milisi dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia harus menyerahkan senjata yang mereka rampas dari Tentara Kekaisaran Jepang. Karena apabila ultimatum penyerahan tersebut tidak diindahkan, tentara Sekutu akan mengambil tindakan militer untuk menegakkan tujuan tersebut.
Peringatan ini tidak dihiraukan oleh pihak tentara Republik. Sejak saat itu sering terjadi bentrokan senjata dengan tentara Sekutu. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung Selatan. Oleh karena persenjataan yang tidak memadai, pasukan TKR dan para pejuang lainnya tidak dapat mempertahankan Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara dikuasai oleh tentara Sekutu.
Pada tanggal 23 Maret1946 tentara Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum ke-2. Mereka menuntut agar semua masyarakat dan pejuang TKR mengosongkan kota Bandung bagian selatan. Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946, TKR telah mengubah namanya menjadi TRI.
Demi mempertimbangkan politik dan keselamatan rakyat, pemerintah memerintahkan TRI dan para pejuang lainnya untuk mundur dan mengevakuasi Bandung Selatan. setelah mengadakan musyawarah, para pejuang sepakat untuk menuruti perintah pemerintah. Tapi mereka tidak mau menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh.
B.     Tujuan Peristiwa Bandung Lautan Api
Setelah ultimatum pertama oleh Belanda, kota Bandung bagian utara tidak dapat dipertahankan oleh Tentara Republik Indonesia, akibat kurang memadainya pasokan persenjataan. Sehingga tentara dan rakyat harus mengosongkan daerah tersebut. akan tetapi Bandung bagian selatan belum berhasil di kalahkan oleh Belanda. Oleh karena itu, Belanda mengeluarkan ultimatum kedua pada tanggal 23 Maret untuk mengusir TRI dan rakyat mengosongkan Bandung selatan. Tetapi ultimatum itu tidak disambut baik oleh rakyat dan TRI akan tetapi disambut dengan pertempuran oleh mereka. Saat pertempuran berlangsung pemerintah mengeluarkan intruksi agar daerah Bandung Selatan dikosongkan. Akan tetapi, TRI berencana meninggalkan Kota Bandung Selatan dalam keadaan tidak utuh, mereka tidak mengingini kota Bandung dapat digunakan sebagai markas strategis militer oleh Belanda. TRI ingin melakukan penghancuran besar-besaran di kota Bandung Selatan yakni sarana milik Belanda. Tetapi TRI juga melakukan pembakaran terhadap rumah warga sipil.
Pertempuran yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat pabrik mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Untuk itu diutuslah pemuda Muhammad Toha dan Ramdan. Kedua pemuda itu berhasil meledakkan gudang tersebut dengan granat tangan. Gudang besar itu meledak dan terbakar, tetapi kedua pemuda itu pun ikut terbakar di dalamnya

C.    Rangkaian Peristiwa Bandung Lautan Api
Awal Mula
Surat Kabar De Waarheid sebagaimana dikutif Soeara Merdeka Bandung (Juli 1946) memberitahukan bahwa di Downingstreer 10. London, pada awal tahun 1946, Inggris menjanjikan penarikan pasukannya dari Jawa Barat dan menyerahlan Jawa Barat kepada Belanda, yang selanjutnya akan menggunakan sebagai basis militer untuk menghadapi Republik Indonesia.
Kesepakatn dua sekutu Inggris dan NICA (Nederlands Indie Civil Administration) Belanda itu memunculkan perlawanan heroic dari masyarakat dan pemuda pejuang di Bandung, ketika tentara Inggris dan NICA melakukan serangan militer ke Bandung. Tentara sekutu berusaha untuk menguasai Bandung, meskipun harus melanggar hasil perundingan dengan Republik Indonesia. Saat itu, para pemuda dan pejuang di Bandung sedang berjuang merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Tentara Sekutu menuntut agar senjata-senjata yang terlah direbut para pemuda diserahkan kepada mereka.
Tentara sekutu memberikan ultimatum pertama pada 21 November 1945. Dengan alas an untuk menjaga keamanan, mereka menuntut agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya pada 29 November 1945.
Adapun batas kota bagian utara dan selatan adalah rel kereta api yang melintasi Kota Bandung. Para pejuang Republik Indonesia tidak mau mengindahkan ultimatum Sekutu tersebut. Sejak saat itu, sering terjadi insiden antara pasukan Sekutu dan pejuangf Republik.
Pada 25 November 1945, rakyat Bandung ditimpa musibah yakni banjir besar akibat meluapnya Sungai Cikapundung. Bencana alam tersebut menelan ratusan korban yang dihanyutkan derasnya  arus sungai. Ribuan pendudk Bandung juga kehilangan tempat tinggal.

Serangan Tentara Sekutu dan Belanda
Keadaan bururk rakyat bandung tersebut dimanfaatkan tentara Sekutu dan Belanda atau NICA (Netherland Indies Civil Administration). Mereka menyerang rakyat yang sedang tertimpa musibah.
Pada 5 Desember 1945 pesawat-pesawat tempur Inggris mengebom daerah Lengkong Besar. Selanjutnya, pada 21 November 1945, tentara Sekutu kembali menjatuhkan bom di Kota Bandung, tepatnya di daerah Cicadas.
Tentara Sekutu dan NICA Belanda, yang menguasai wilayah Bandung Utara (wilayah di utara jalan kereta api yang membelah kota Bandung dari timur ke baratt), memberikan ultimatum (23` Maret 1946) supaya Tentara Republik Indonesia (TRI) mundur sejauh 11 km dari pusat kota (wilayah di selatan jalan kereta api dikuasai TRI) paling lambat pada tengah malam tanggal 24 Maret 1946. Tuntutan itu disetujui Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta, padahal Markas Besar di Yogyakarta telah memerintahkan TRI untuk mempertahankan setiap jengkal tanah Bandung.

Perintah Pengosongan Kota Bandung
Dari Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia memerintahkan agar TRI mengosongkan Kota Bandung. Mentri Keamanan Rakyat Mr. Amir Sjarifuddin tiba di Bandung dengan perintah kepada TRI untuk mengundurkan diri dari Kota Bandung.
Sementara itu, dari Markas TRI di Jogjakarta datang perintah yang berbeda. Tentara Republik Indonesia diinstruksikan untuk tidak meninggalkan Kota Bandung.
Walau dengan berat hati, TRI di Bandung akhirnya mematuhi perintah dari Jakarta. Akan tetapi, sebelum meninggalkan Kota Bandung, para pejuang Republik melancarkan serangan kea rah kedudukan-kedudukan tentara Sekutu.

Bandung Lautan Api
Selain menyerang kedudukan tentara sekutu, para pejuang juga membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan. Pembumihangusan Kota Bandung tersebut diputuskan melalui Musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada 24 Maret 1946
Keputusan musyawarah tersebut diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Panglima Divisi III/Periangan. Beliau juga meminta rakyat untuk meninggalkan kota.
Pada siang tanggal 24 Maret 1946, TRI dan masyarakat mulai mengosongkan Bandung Selatan dan mengungsi ke selatan kota. Pembakaran diawali pada pukul 21.00 di Indisch Restaurant di utara Alun-alun (BRI Tower sekarang). Para pejuan dan masyarakat membakari bangunan penting di sekitar jalan kerata api dari Ujung Berung hingga Cimahi. Bersamaan dengan itu, TRI melakukan serangan ke wilayah utara sebagai “upacara” pengunduran diri dari Bandung, yang diiringi kobaran api sepanjang 12 km dari timur ke barat Bandung membara bak lautan api dan langit memerah mengobarkan semangat juang.Saat itu, listrik di Kota Bandung juga mati.
Pasukan sekutu pun mulai menyerang. Pertempuran sengit terjadi karena para pejuang Republik memberikan perlawanan hebat. Di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, pertempuran paling dahsyat terjadi. Di Dayeuhkolot terdapat gudang mesiu yang dikuasai sekutu.
Pihak Rebublik bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Dua orang pemuda, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan diutus untuk meledakkan gudang mesiu di Dayeukolot tersebut. Dua pemuda pemberani tersebut berhasil melaksanakan tugas berat itu.
Mereka meledakkan gudang mesiu dengan granat tangan. Akan tetapi, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan ikut terbakar bersama gudang mesiu yang mereka ledakkan. Semula, staf pemerintah Kota Bandung memutuskan akan tetap tinggal di dalam kota. Namun, demi keselamatan mereka ikut keluar kota pada pukul 21.00
Sekitar pukul 24.00 Bandung Selatan telah dikosongkan dari penduduk dan Tentara Republik Indonesia. Akan tetapi, api masih membakar kota. Kota Bandung telah berubah menjadi lautan api.

D.    Dampak Peristiwa Bandung Lautan Api
Dampak terhadap Rakyat Indonesia :
Peristiwa Bandung Lautan Api ini memberikan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat Bandung, karena kerusakan infrastruktur yang terjadi akibat peristiwa itu. Oleh karena rumah rakyat sipil juga terbakar sehingga menyebabkan kerugian bagi rakyat.

Dampak terhadap Sekutu :
Dampak yang ditimbulkan oleh aksi bumi hangus dari para “pahlawan” itu terhadap gerak ofensif sekutu sama sekali bukanlah rintangan. Gerak ofensif sekutu yang membangun basis disekitar Bandung Utara tidaklah mendapat hambatan dari bangunan-bangunan yang dibakar. Karena sudah sejak sebelumnya sekutu memang berencana menggempur daerah Bandung sebelah selatan yang merupakan basis Tentara Republik Indonesia. Dan sekutu tidak banyak dirugikan atas aksi pembakaran tersebut. Selain itu pula, bangunan-bangunan besar buatan masa kolonial dengan tembok dan struktur bangunannnya yang kokoh yang dicoba untuk diledakan dengan peledak buatan lokal oleh pihak TRI ternyata tidak menghasilkan kerusakan yang berarti. Dalam beberapa pekan kemudian bangunan-bangunan itu sudah bisa dipergunakan kembali.
Selain itu, NICA Belanda berhasil menguasai Jawa Barat sepenuhnya melalui Perjanjian Renville (17 Januari 1948) yang menekan Pemerintah Republik Indonesia untuk mengosongkan Jawa barat dari seluruh pasukan tentara Indonesia, menyusul kegagalan agresi militer 20 Juli – 4 Agustus 1947. NICA melanggar`gencatan senjata dan terus menggempur basis pertahanan tentara Indonesia hingga Januari 1948. Pasukan Indonesia (Divisi Sliwangi) terpaksa hijrah ke Jawa Tengah pada`tanggal 1 – 22 Pebruari 1948.


BAB III
P E N U T U P

A.    KESIMPULAN
1.      Peristiwa Bandung Lautan Api di latar belakangi oleh adanya ultimatum dari sekutu yaitu sekutu meminta TRI dan rakyat Bandung Utara dan Selatan untuk mengosongkan dan menyerahkan seluruh senjata rakyat kepada sekutu namun permintaan itu di tolak dengan menyambut ultimatum itu dengan pertempuran. Namun pada saat pertempuran berlangsung Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan intruksi agar TRI untuk mengosongkan kota Bandung. Tetapi sebelum menggalkan kota Bandung TRI dan Rakyat membumihanguskan kota Bandung Selatan.
2.      Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi dengan tujuan TRI yang tidak ingin meninggalkan Kota Bandung dalam keadan utuh dan dapat di gunakan sebagai markas strategis militer oleh Belanda dengan cara melakukan penghancuran secara besar-besaran di kota Bandung Selatan terutama sarana milik belanda salah satunya yaitu gudang mesin milik belanda.
3.       Berawal dari sekutu yang memasuki bandung, dan mengeluarkan ultimatum pertama  untuk melakukan perintah pengosongan di Bandung utara. Selanjutnya ultimatum kedua di Bandung Selatan. Perintah itu ditolak oleh rakyat dan TRI dan disambut dengan pertempuran. Tetapi saat pertempuran berlangsung pemerintah melakukan instruksi agar rakyat dan TRI mengosongkan daerah tersebut. TRI berencana untuk meninggalkan Bandung selatan dalam keadaan tidak utuh sehingga tidak digunakan sebagai markas militer Belanda, oleh karenanya mereka membumihanguskan Bandung selatan yang dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api.
4.      Peristiwa Bandung Lautan Api tidak hanya berdampak bagi Rakyat Bandung tetapi juga berdampak bagi Sekutu yaitu:
·         Dampak terhadap Rakyat Indonesia berupa banyakx infrastruktur dan rumah warga sipil yang rusak dan lenyab akibat kebakaran yang terjadi sehingga menimbulkan kerugian bagi Rakyat Bandung
·         Dampak terhadap Sekutu tentang peristiwa Bandung lautan Api tidak begitu besar karena bangunan-bangunan yang di bangun oleh pemerintah kolonial sangat kokoh dan hanya di hancurkan  dengan peledak buatan local sehingga kerusakan yang terjadi tidak begitu berarti dan  untuk memperbaiki apa yang rusak dapat di lakukan dalam waktu yang cepat dan bangunan tersebut dapat di gunakan kembali

B.     SARAN
Bandung lautan api merupakan tragedi yang terkenal dalam kehidupan masyarakat sejak zaman orde lama, namun seiring dengan berjalannya waktu, sejarah terebut mulai dan sedikit demi sedikit sirna. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bertambahnya teknologi dan media-media hiburan yang menyajikan hal-hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa-peristiwa penting dan bersejarah yang salah satunya adalah tragedi “Bandung lautan api”. Oleh karena itu, kepada para pengguna media-media modern, walaupun zaman telah berganti dan bertambah modern,  jangan melupakan sejarah-sejarah bangsa Indonesia dan dengan adanya fasilitas media yang yang canggih, diharapkan sejarah bangsa Indonesia dapat dengan mudah diketahui dengan cara menyebar luaskan sejarah tersebut.
      Pemerintah yang lebih berwenang mengeluarkan media-media informasi mengenai pendidikan khususnya sejarah, kiranya dapat mengelurkan media atau fasilitas (buku, artikel, informasi internet) yang dapat menjadi jembatan untuk mengetahui sejarah Indonesia itu sendiri dalam bentuk sajian yang menarik.
      Untuk semua pihak, dapat bekerjasama untuk melestarikan sejarah bangsa Indonesia sebagai salah satu wujud dari rasa nasionalisme dan menghargai jasa para pahlawan pembela tanah air terdahulu.


1 komentar:

MY ADVENTURE =)) mengatakan...

Thanks for your information =))

 

Cuap-Cuap Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea